Welcome to student

disediakan bagi siswa / mahasiswa yang kesulitan mencari bahan-bahan mata pelajaran / mata kuliah biza mencari pada blog ini....
GOOD LUCK !!!

Rabu, 25 Mei 2011

Peranan peserta didik


Oleh : Fery muamar

B. Peranan peserta didik

Untuk mencapai sebuah keberhasilan pendidikan diperlukan kerja sama antara pendidik dan pesrta didik (siswa). Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada perserta didik, apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan dari peserta didik sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan sulit dibayangkan dapat berhasil. Kepentingan kerja sama ini mendapat perhatian besar dari para ulama. Perhatian itu terlihat pada banyaknya syarat dan petunjuk yang mereka susun untuk dilaksanakan oleh peserta didik.
Imam Al-Ghazali mengemukan tugas-tugas peserta didik sebagai berikut :
  1. Menyucikan diri dari akhlak dan sifat tercela.
  2. Mengurangi berbagai kesibukan duniawi, atau berkonsenmtrasi kepada belajar.
  3. Tidak sombong pada guru dan ilmu.
  4. Murid pemula hendaknya menghindarkan pandangan-pandangan khilafiah (Kontroversial).
  5. Tidak meninggalkan satu pun di antara ilmu-ilmu terpuji.
  6. Tidak mempelajari suatu ilmu secara mendalam sekaligus.
  7. Ilmu-ilmu tersusun secara sistematis.
  8. Mengetahui norma untuk menyusun hirarki ilmu.
  9. Belajar hendaknya bertujuan.
  10. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak mendahulukan ilmu yang tidak penting atas ilmu yang penting.
Al-Kanani mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh murid :
  1. Yang berhubungan dengan diri murid :
    1. Menyucikan hati dari sifat-sifat tercela.
    2. Niat ikhlas dalam menuntut ilmu.
    3. Belajar ketika masih muda.
    4. Lapang dada (Qana’ah) terhadap apa yang telah dicapai.
    5. Mengatur waktu belajar.
    6. Bersikap wara’.
    7. Menghindarkan makanan yang membahayakan badan.
    8. Tidak banyak tidur, dan
    9. Pandai memilih teman.
  2. Yang berhubungan dengan guru :
    1. Patuh kepada guru dalam segala hal.
    2. Bersedekah dan berdo’a.
    3. Menghormati hak guru.
    4. Bersabar terhadap guru yang keras.
    5. Banyak berterima kasih kepada guru.
    6. Menjaga sopan santun terhadap guru.
    7. Memelihara tata karma dalam belajar.
    8. Lemah lembut dalam bertanya dan menjawab, dan
    9. Tidak mendahului guru dalam menjawab.
  3. Yang berkenaan dengan pelajaran :
    1. Memulai pelajaran dengan mempelajari Al-qur’an.
    2. Menghindari pendapat-pendapat khilafiah pada permulaan belajar.
    3. Memperhatikan kebenaran naskah (pelajaran) sebelum dihafal.
    4. Mempelajari ilmu hadits, dasar-dasar dan cabang-cabangnya.
    5. Membuat catatan-catatan.
    6. Rajin menghadiri majlis (tempat menuntut ilmu).
    7. Memelihara etika dalam kelas.
    8. Tidak malu bertany, dan
    9. Memperhatikan kebenaran pelajaran.
Petunjuk Al-Ghazali dan Al-Kanani tampak masih dijunjung tinggi oleh ulama kontemporer seperti Al-Abrasyi. Dia mengemukakan kewajiban-kewajiban yang hendaknya senanrtiasa diperhatikan oleh setiap peserta didik :
  1. Sebelum memulai pelajaran, peserta didik hendaknya terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat buruk, karena belajar dan mengajar merupakan ibadah.
  2. Dengan belajar, peserta didik hendaknya bertujuan mengisi jiwanya dengan fadhilah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  3. Siap menuntut ilmu.
  4. Jangan terlalu sering menukar guru.
  5. Hendaknya menghormati dan memuliakan guru karena Allah SWT.
  6. Berupaya menyenangkan hati guru.
  7. Tidak memojokkan guru dengan berbagai pertnyaan, sehingga guru merasa letih untuk menjawab.
  8. Tidak berbuat ghibah kepada guru.
  9. Bersunguh-sungguh dalam belajar.
  10. Bertekad untuk belajar hingga akhir hayat.
Pada garis besarnya, petunjuk-petunjuk para ulama diatas dapat dikelompokkan dalam petunjuk tentang sifat ilmu yang dipelajari dan petunjuk tentang penciptaan situasi yang mendukung proses belajar.

C. Pendidikan seumur hidup

Konsep pendidikan seumur hidup dipopulerkan oleh Paul Lengrand, ahli teori dan praktek pendidikan orang dewasa. Kontribusinya terhadap dunia pendidikan tidak hanya berupa keterlibatannya sebagai anggota Sekretaris Internasional Commission on the Development of Education (UNESCO) sejak tahun 1948., tetapi juga melalui penelitiannya sendiri untuk perumusan tesis pendidikan seumur hidup.
Pikiran-pikirannya tentang konsep pendidikan seumur hidup dituangkan dalam bukunya yang berjudul “An Introduction to Lifelong Education”.
Pada pendapatnya, seseorang tidak dapat menyelesaikan jenjang kehidupannya dengan serangkaian kemampuan intelektual atau teknis tertentu. Oleh sebab itu, makna penting pendidikan bukan pada penguasaan atas sekumpulan pengetahuan, melainkan pada perkembangan pembawaan, yakni pembawaan untuk memperoleh hakikat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-turut.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan merupakan proses berlangsung secara terus menerus sejak manusia lahir sampai meninggal dunia. Konsep ini disau sisi mengharapkan agar manusia selalu berkembang sepanjang hidupnya, dan disisi lain mengharapkan agar masyarakat serta pemerintah dapat menciptakan situasi yang merangsang aktifitas belajar. Di dalam islam, pendidikan seumur hidup merupakan salah satu asas pendidikan. Didalam Al-qur’an terdapat ayat yang mengisyaratkan salah satu sifat yang hendaknya di miliki oleh seorang pendidik :
(#qçRqä. z`¿ÍhŠÏY»­/u $yJÎ/ óOçFZä. tbqßJÏk=yèè? |=»tGÅ3ø9$# $yJÎ/ur óOçFZä. tbqßâôs? ÇÐÒÈ
"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[*], Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Q.S. Al-Imran/3 : 79).

[*]  Rabbani ialah orang yang Sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah s.w.t.
            Disamping itu, salah satu tujuan dai pendidikan islam adalah mempersiapkan seseorang agar menjadi mukmin-muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, seorang mukmin hendaknya terus-menerus berinteraksi dengan ayat-ayat agar semakin memperkuat keimanannya.
$yJ¯RÎ) šcqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sŒÎ) tÏ.èŒ ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sŒÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍköŽn=tã ¼çmçG»tƒ#uä öNåkøEyŠ#y $YZ»yJƒÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGtƒ ÇËÈ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (Q.S. Al-Anfal/8 : 2)
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan proses Continue, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsusng dalam keluarga, sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru dimulai dimasyarakatkan melalui kebiijaksanaan Negara (TAP MPR No. IV / MPR / 1973 jo. TAP No. IV / MPR / 1978 tentang GBHN). Yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan Nasional, antara lain :
  1. Pembanguna nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan penbangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
  2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (Bab IV GBHN bagian Pendidikan).

Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup adalah :

  1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.
  2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlagsung selama masa hidup.

Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah. Kehidupan tidak berjalan di atas satu pola tertentu, tetapi senantiasa mengalami perubahan. Oleh sebab itu, manusia hendaknya mampu mengikuti perubahan dan perkembangan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

photo's paintiNg

photo's paintiNg