Welcome to student

disediakan bagi siswa / mahasiswa yang kesulitan mencari bahan-bahan mata pelajaran / mata kuliah biza mencari pada blog ini....
GOOD LUCK !!!

Rabu, 25 Mei 2011

TEKNIK TES DALAM EVALUASI PENDIDIKAN


MAKALAH
TEKNIK TES DALAM EVALUASI PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
" Pengembangan Sistem Evaluasi "

Dosen : Andang Heryahya M.Pd, M.Pd.I

            
Disusun Oleh :

FERI MUAMAR
0821 4210 324
Semester V (sore) PAI


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
FAKULTAS AGAMA ISLAM – PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lainnya, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan –batasan yang telah di tentukan.tes ini berfungsi untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Dilihat dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik, maka dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1.      Tes diagnostic
2.      Tes formatif
3.      Tes sumatif

1.  Tes diagnostic
 Tes diagnostic adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Dengan mengingat bahwa sekolah sebagai sebuah tarnsformasi, maka letak tes diagnostic dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Tes diagnostic ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui apakan calon tersebut sudah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan disekolah yang dimaksudkan.
Contoh :

"Untuk mengajarkan perhitungan menghotung kolerasi serial, guru harus yakin bahwa siswa sudah menguasai perhitungan tentang rata-rata dn simpangan baku (mean dan standar deviasi), oleh karena itu, sebelum mulai dengan menerangkan teknik kolerasi serial tersebut, guru mengadakan tes diagnostic untuk mengetahui pengausaan siswa atas mean dan standar deviasi tersebut".

Tes diagnostic yang ke-2 dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti program. Apabila cukup banyak calon siswa yang diterima sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, amak untuk pembagian kelas diperlukan suatu pertimbangan khusus. Apakah anak yang baik akan disatukan disatu kelas, ataukah semua kelas akan diisi dengan campuran anak baik, sedang, atau kurang, semua ini diperlukan adanya informasi. Informasi seperti ini dapat diperoleh dengan caramengadakan tes diagnostic. Dengan demikian maka tes diagnostic telah berfungsi sebagai tes penempatan (placement test)
Tes diagnostic yang ke-3 dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar.Tidak semua siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru dengan lancar.Sebagai guru yang bijaksana, maka pengajar harus sekali-kali memberikan tes diagnostic untuk mengetahui bagian mana dari bahan yang diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Selain itu ia harus dapat mengadakan deteksi apa sebab siswa tersebut belum menguasai bahan. Berdasarkan atas hasil mengadakan deteksi tersebut guru dapat memberikan bantuan yang diperlukan.

2.  Tes formatif
Dari kata form yang merupakan dasar ari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir pelajaran.
Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.

Dalam tes formatif ini mempunyai manfaat,untuk siswa, guru, dan program itu sendiri.
v Manfaat untuk siswa
a.       Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
b.      Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah meghasilkan skoor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkanmaka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” deri guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang sudah benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah dan membekas diingatan. Disamping itu, tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu untuk memperoleh lebih baik lagi.
c.       Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa mengetahui baba tau bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya. Dengan demikian akan ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d.      Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan, keterampilan, atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasa sulit.
v Manfaat untuk guru
a.       Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus mengganti cara mengajar atau tetap menggunakan cara (strategi) yang lama.
b.      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum di kuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas.
c.        Dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh program yang akan diberikan

v  Manfaat untuk program
a.         Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b.         Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
c.         Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d.        Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

3.  Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar atau dapat juga dikatakan sebagai tes yang dilaksanakan sesudah berakhirnya proses belajar-mengajar tiap-tiap sub pokok bahasan.

v  Manfaat tes sumatif
a.       Untuk menentukan nilai
b.      Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya
c.       Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi :
-          Orangtua siswa
-          Pihak bimbingan dan penyuluhan sekolah
-          Pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan pekerjaan.




Daftar pustaka
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). 2002. Jakarta: Bumi Aksara

METODE DAN STRATEGI MENGAJAR

oleh : Fery Muamar

METODE DAN STRATEGI MENGAJAR

A.        Macam-macam Metode Mengajar
            Patut untuk diketahui, bahwa metode-metode mengajar yang dibahas disini belumlah semuanya dibicarakan dan untuk selanjutnya pembaca dapat menemukannya di dalam literatur lain.  Metode-metode mengajar yang diuraikan berikut ini adalah :

1.            Metode Proyek
               Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga secara keseluruhan dan bermakna.
a.                   Kelebihannya
Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
1.            Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan.
2.            Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
3.            Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :
a.          Kemampuan individual siswa dan kerjasama dalam kelompok.
b.          Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan masalah.
c.          Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan.
d.         Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjad satu kesatuan yang tak terpisahkan.

b.                  Kekurangannya.
Metode ini mengandung kekurangan antara lain :
1.        Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2.        Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.
3.        Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapta mengaburkan pokok unit yang dibahas.

2.            Metode Eksperimen.
               Metode eksperimen (percobaan) adala cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan pembuktian sendiri sesuatu yang dipelajari.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
a.                   Kelebihan Metode Eksperimen.
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain :
1.                  Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
2.                  Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.                  Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

b.                  Kekurangan Metode Eksperimen.
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain :
1.                  Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2.                  Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3.                  Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.                  Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3.            Metode Tugas dan Resitasi
               Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.  Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas atau resitasi, yaitu :
a.                       Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
-                      Tujuan yang akan dicapai
-                      Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
-                      Sesuai dengan kemampuan siswa
-                      Ada petunjuk / sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
-                      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.         Pelaksanaan Tugas
-           Diberikan bimbingan / pengawasan oleh guru.
  -           Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
-           Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
-           Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.         Fase Mempertanggungjawabkan Tugas.
                     Hal yang harus dikerjakan pada fase ini :
-         Laporan siswa baik lisan / tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
  -         Ada tanya jawab/ diskusi kelas.
  -         Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
  Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”.
               Metode tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara   lain :
1.          Kelebihannya
a.                         Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b.                        Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c.                         Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
d.                        Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

2.          Kekurangannya
a.                         Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b.                        Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif  mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
c.                         Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
d.                         Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

4.     Metode Diskusi  
           Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
a.                   Kebaikan Metode Diskusi.
1.                  Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.                  Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3.                  Memperluas wawasan.
4.                  Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

b.                  Kekurangan Metode Diskusi.
1.                  Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2.                  Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3.                  Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4.                  Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

5.            Metode Sosiodrama
               Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihartikan.  Sosiodrama pada dasarna mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
               Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah :
a.                    Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b.                    Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c.                      Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
             spontan.
d.          Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

a.      Kelebihan Metode Sosiodrama.
1.                  Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.  Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.  Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
2.                  Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3.                  Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.  Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
4.                  Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
5.                  Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab dengan sesamanya.
6.                  Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

b.      Kelemahan Metode Sosiodrama.
1.                  Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
2.                  Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukkan.
3.                  Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4.                  Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.

6.            Metode Demonstrasi
               Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

7.            MetodeProblem Solving
               Metode Problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

8.            Metode Karyawisata
               Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain.  Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.  Karena itu, dikatakan teknik karyawisata, adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyeldiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum dan sebagainya.

9.            Metode Tanya Jawab
               Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
               Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
               Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
      a.         Kelebihan Metode Tanya Jawab .
1.                  Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
2.                  Merangsang siswa untuk  melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
3.                  Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
   b.      Kekurangan  Metode Tanya Jawab .
1.                  Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2.                  Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
3.                  Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4.                  Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

10.          Metode Tanya Jawab
               Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

11.          Metode Ceramah
               Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses mengajar.
               Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai  teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah  secara lisan.
               Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :
a.      Kelebihan Metode Ceramah.
1.Guru mudah menguasai kelas.
2.Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
      b.      Kelemahan  Metode Ceramah.
1.            Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2.            Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
3.            Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
  
B.        Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
            Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan.  Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau expositio-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
            Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung ( direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh.  Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
            Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif.  Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret.  Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.  Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.  Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
 
C.        Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
            Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru.  Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.  Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. 

D.        Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan.
            Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.  Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
1.         Berorientasi pada Tujuan
            Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.  Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.  Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan.  Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2.         Aktivitas
           Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.  Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
 3.         Individualitas
            Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.  Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
4.         Integritas
            Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.  Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor.  Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
            Disamping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
             Disamping dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut :
1.                  Interaktif
2.                  Inspiratif
3.                  Menyenangkan
4.                  Menantang
5.                  Motivasi

 
DAFTAR PUSTAKA

1.     Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, 2006.

2.    Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta. 2009

3.     Dr. Sanjaya Wina, M.Pd, Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, 2006.





  
 




DAFTAR ISI

A.     Macam-macam Metode Mengajar                                                                                 1              
         1.       Metode Proyek ....................................................................................................... 1     
         2.       Metode Eksperimen. ............................................................................................. 2
3.       Metode Tugas dan Resitasi.................................................................................... 2
4.       Metode Diskusi  ..................................................................................................... 3
5.       Metode Sosiodrama................................................................................................ 4
6.       Metode Demonstrasi ............................................................................................. 5
7.      MetodeProblem Solving ......................................................................................... 5
8.      Metode Karyawisata ............................................................................................... 5
9.      Metode Tanya Jawab ............................................................................................. 6
10.    Metode Tanya Jawab ............................................................................................. 6
11.    Metode Ceramah  ................................................................................................... 6

B.    Jenis-jenis Strategi Pembelajaran     .............................................................................. 7
C.    Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran    8
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan.             8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10







           














photo's paintiNg

photo's paintiNg